Apakah Anda Termasuk Di Dalamnya?
(P. Markus Halawa, OFMCap)
Narsisme Spiritual dalam Iman Katolik: Menemukan Makna Sejati dalam Ekaristi
Apakah Anda pernah merasa bahwa ibadah Ekaristi terasa lebih tentang pengalaman pribadi Anda sendiri daripada tentang kesatuan dengan Kristus dan komunitas iman? Jika ya, Anda mungkin telah merasakan apa yang disebut sebagai narsisme spiritual. Namun, jangan khawatir, dalam artikel ini, kita akan menjelaskan apa itu narsisme spiritual, terutama dalam hubungannya dengan ibadah Ekaristi, serta mengapa penting untuk menghindarinya.
Apa itu Narsisme Spiritual?
Narsisme spiritual terjadi ketika seseorang menggunakan iman atau spiritualitas untuk memuaskan kebutuhan egoisnya sendiri, tanpa memperhatikan nilai-nilai sejati dari iman atau ajaran Gereja. Dalam konteks iman Katolik, ini bisa terjadi ketika seseorang memusatkan ibadah Ekaristi hanya pada pengalaman pribadi tanpa memperhatikan panggilan untuk melayani dan berbagi kasih dengan sesama.
Pengaruhnya dalam Ibadah Ekaristi
Narsisme spiritual dalam ibadah Ekaristi bisa memiliki dampak yang merugikan. Misalnya, seseorang bisa terlalu fokus pada perasaan pribadi mereka sendiri selama ibadah, tanpa memperhatikan kesatuan dengan Kristus dan umat-Nya. Ini juga bisa menyebabkan penyalahgunaan Ekaristi untuk kepentingan pribadi yang tidak sejalan dengan ajaran Gereja.
Contoh Narsisme Spiritual dalam Ibadah Ekaristi
Contoh narsisme spiritual dalam ibadah Ekaristi termasuk ketidaktahuan akan makna sejati Ekaristi yang melampaui pengalaman pribadi, atau penekanan berlebihan pada perasaan tanpa memperhatikan tanggung jawab komunal. Juga, jika seseorang menggunakan Ekaristi hanya untuk mendapatkan perasaan baik tentang diri sendiri tanpa memperhatikan panggilan untuk melayani orang lain, itu juga bisa menjadi tanda narsisme spiritual.
Sikap yang Diinginkan
Dalam iman Katolik, sikap yang diinginkan adalah kesadaran akan panggilan untuk mengalami Ekaristi secara komunal, menghormati kehadiran Kristus sejati dalam sakramen, dan melayani sesama dengan kasih dan kerendahan hati.
Posting Komentar